Posted by: deddyek | June 3, 2013

Wisata Malang-Batu-Bromo (Bagian-10) : Menikmati Malam di Kota Malang

Sore itu mendung terlihat menggelayuti langit di kota Malang. Beberapa sisi jalan tampak basah oleh air hujan yang baru saja turun. Suasana dingin sepertinya mulai hadir menyapa di sore itu seiring lampu-lampu kota yang mulai dinyalakan.

Laju kendaraan yang kami tumpangi berjalan lancar hingga mencapai pusat kota. Hanya sedikit kemacetan yang terjadi di perempatan jalan. Melahap jalan-jalan kota yang mulai ramai, membawa kami sampai ke pemberhentian.

KERTANEGARA PREMIUM GUEST HOUSE

Di penginapan ini kami akan bermalam selama dua hari ke depan. Pertimbangan kami memilih tempat ini karena lokasinya yang strategis. Penginapan ini berlokasi di Jl. Semeru, tak jauh dari Jl. Ijen. Beberapa trayek angkutan kota yang melewati jalan di depan penginapan ini memudahkan kami untuk menjangkau beberapa spot di kota Malang. Dan yang asyik, di setiap Minggu pagi, di depan penginapan inilah digelarnya kegiatan Wisata Belanja Tugu.

**
     

Coba lihatlah di situs travelling TripAdvisor, penginapan ini mendapatkan apresiasi yang sangat-sangat bagus dari mereka yang pernah menginap di sini. Dan karena itu juga kami tak ragu menjatuhkan pilihan di penginapan ini dalam wisata kali ini.

Sebelum berangkat kami telah melakukan reservasi online di http://www.kertanegaraguesthouse.com. Kami memesan tipe kamar Standard Plus Spacious King dengan harga sekitar Rp. 400,000 per malamnya.

Meski jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, namun kesan elegan dari penginapan ini begitu terasa. Tak kalah dengan hotel-hotel berbintang.

Sore itu kami check-in sekitar pukul 16:45. Selanjutnya, kami dipersilahkan untuk menikmati minuman dan kue yang ada di area makan sembari menunggu barang bawaan kami diantar ke kamar.

Dua gelas teh manis hangat menjadi pilihan kami untuk sejenak menyegarkan badan selepas tiba dari perjalanan. Beberapa potong kue kemudian hadir disajikan di meja. Belum sampai ke kamar saja, kami sudah merasa begitu nyaman dengan pelayanan yang ada.

**
     

Selanjutnya, beranjaklah kami menuju lantai 3 tempat di mana kamar yang kami pesan berada dengan menggunakan lift yang tersedia.

Dan akhirnya sampai juga kami di kamar. Wow .. mantap sekali kamar yang kami pesan kali ini. Ukuran kamarnya cukup luas. Selain fasilitas standard seperti tempat tidur dan kamar mandi, di kamar ini juga dilengkapi dengan lemari pendingin, TV flat, pemanas air listrik dan juga hairdryer. Untuk penginapan seharga tersebut di atas, benar-benar sesuai bahkan melebihi layanan yang kami ekspektasikan.

**
     

Berhubung waktu sudah kian sore, kami langsung saja menikmati mandi air hangat supaya kondisi tubuh kembali fit seperti semula. Istirahat adalah hal berikutnya yang kami lakukan hingga menjelang waktu maghrib tiba.

Malam sabtu itu, kami hendak diantar oleh rekan dan keluarganya yang memang tinggal di Malang untuk keliling menikmati suasana malam di kota Malang.

BAKSO PRESIDENT

Sekitar pukul 19:00 kami dijemput di penginapan. Setelah ngobrol sejenak, kami semua lantas berangkat untuk menuju spot kuliner terkenal di Malang yaitu Bakso President.

Tak butuh waktu lama untuk mencapai lokasi, hanya sekitar 10-15 menit saja. Kami berhenti di seberang rel kereta. Dan terlihat di depan, bangunan dari spot kuliner bakso tersebut berada.

Depot ini adalah salah satu yang terkenal dan menjadi favorit di kota Malang. Jadi tak lengkap ke Malang, jika tak menikmati bakso President ini.

Masing-masing kami membeli bakso yang berbeda. Ada yang bakso bakar, bakso biasa, bakso urat, dll. Dan untuk melengkapi, beberapa teh botol dingin juga kami pesan.

ALUN-ALUN TUGU

Selepas menikmati Bakso President, kami lantas meneruskan perjalanan menyusuri kota Malang. Beberapa lokasi jalan, spot kuliner, pertokoan, dan lain-lain menjadi pemandangan yang kami jumpai. Selama perjalanan rekan kami banyak membagi informasi mengenai perkembangan kota ini. Begitu banyaknya spot kuliner yang hadir di kota ini, seakan menjadikan kota Malang mengarah seperti Bogor dan Bandung dengan menjadi kota Kuliner. Suatu perkembangan yang tepat seiring geliat bisnis wisata yang begitu menjanjikan di kota ini.

Alun-alun Tugu menjadi spot pemberhentian kami berikutnya. Setelah memarkir kendaraan di salah satu sisi jalan, kami semua lantas menyeberang jalan untuk mencapai lokasi tersebut. Karena ramainya kendaraan yang berlalu-lalang, maka mesti hati-hati untuk menyeberangnya.

Sesuai namanya, maka sebuah tugu yang diletakkan di tengah alun-alun terlihat berdiri di sana. Tugu tersebut diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 20 Mei 1953 untuk menggantikan tugu sebelumnya yang telah dihancurkan Belanda.

Jalan-jalan di alun-alun Tugu saat malam seperti ini memang sangat pas. Tampilan alun-alun yang dihiasi pencahayaan di beberapa titik menghadirkan panorama yang indah.

Pancaran air mancur yang berada di sekeliling Tugu menjadi daya tarik tersendiri untuk kemudian jatuh ke kolam teratai yang mengelilingi tugu.

Kami terus melangkah menyisir alun-alun yang berbentuk bundar ini. Di banyak lokasi, kami jumpai taman-taman yang tertata dengan baik. Alun-alun bernuansakan taman kota, begitu yang kami rasakan.

**
     

Latar yang paling dinikmati oleh mereka yang tengah berada di sana tentu saja tampilan Balai Kota Malang yang berada di seberang alun-alun ini.

Beberapa orang terlihat tengah asyik mengabadikan gedung bersejarah tersebut. Bangunan berarsitektur kolonial itu, masih begitu kokoh berdiri di sana.

Waktu demi waktu berlalu hingga kami terpuaskan menikmati jantung kota Malang ini. Tapi, masih ada satu tempat lagi yang hendak kami kunjungi.

ALUN-ALUN KOTA

Kota Malang memiliki dua alun-alun yaitu Alun-alun Tugu dan Alun-alun Kota.

Jika Alun-alun Tugu terlihat begitu tenang, maka alun-alun Kota justru sebaliknya. Di sana suasana lebih semarak mirip pasar malam hehehe. Begitulah yang kami rasakan tatkala sampai di lokasi.

**
     

Sebagai bagian paling tengah atau pusat dari alun-alun ini adalah sebuah kolam yang cukup besar dengan air mancur di dalamnya. Deretan undak-undakan yang melingkar mengikuti bentuk kolam, menjadi tempat duduk yang pas untuk menikmati malam.

**
     

Di area yang cukup luas tersebut, malam itu, seakan menjadi tempat berkumpulnya warga Malang dan tentu saja para pelancong seperti kami. Banyak sekali penjual yang menggelar dagangannya untuk ditawarkan kepada mereka yang datang.

**
     

Langkah kami terhenti di satu sudut di mana banyak orang tengah duduk berkumpul. Keranjang-keranjang terlihat hadir di kelilingi kursi-kursi plastik. Beberapa plastik berisi tahu dan satu panci petis berada di atasnya.

Bergabung bersama mereka, kami mencoba menikmati tahu petis yang merakyat. Nikmat, murah dan tentu saja keakraban antar sesama pembeli jelas terlihat di sini. Kelangsungan aktifitas ini tergantung dari kejujuran mereka yang beli.

Sepotong demi sepotong tahu kami belah dengan pisau yang ada untuk kemudian diolesi petis. Dan lheb … langsung masuk ke dalam mulut kami. Tak terasa dua puluh potong petis telah kami nikmati. Kenyang rasanya perut kami. Saatnya lapor ke sang penjual, berapa yang telah kami makan.

*************************

Jalanan kota Malang kembali kami susuri. Keramaian terlihat jelas di beberapa titik. Meski begitu tak sampai menghadirkan kemacetan yang berarti.

Malam itu kami sempatkan sejenak bersilaturahim ke kediaman rekan kami yang telah berbaik hati mengantarkan kami jalan-jalan malam ini.

Hingga larut malam pun tiba dan kami mesti kembali ke penginapan kami.

*************************

Malam Minggu di kota Malang. Begitulah sehari kemudian yang kami rasakan. Kondisi badan yang agak kepayahan selepas menikmati jalan-jalan ke Kawasan Bromo begitu terasa. Tapi itu tak mengurangi antusias kami untuk kembali ke luar berkeliling kota Malang.

Selepas isya kami dijemput oleh rekan kami dan keluarganya. Icip-icip menu makan malam yang khas dari kota Malang menjadi target kali ini.

RAWON TESSY

Setelah di siang hari kami gagal mendapati Rawon Soto Rampal, maka malam ini kami diajak oleh rekan kami untuk mencoba rawon yang lain. Target pertama adalah Rawon Nguling. Namun sayang, kami kurang beruntung. Sesampai di lokasi, depot Rawon tersebut sudah tutup. Masih ada satu yang tersisa yaitu Rawon Tessy yang berlokasi tak jauh dari Stasiun Malang Kota.

Kami nyaris tidak beruntung pula. Namun, syukurlah kami masih mendapati beberapa porsi terakhir dari rawon yang dijualnya.

Gerimis mulai datang tatkala kami sampai di sana. Dan menikmati hidangan malam seperti ini, seiring udara dingin yang mulai datang, terasa begitu nikmat. Apalagi ditambah perut yang sudah lapar sedari sore. Pas banget.

**
     

PIA CAP MANGKOK

Dari Depot Rawon Tessy berpindahlah kami ke Toko Oleh-Oleh Pia Cap Mangkok. Oleh-oleh yang dijual di sini memang menjadi buruan oleh para pembeli. Beberapa item dari produk pia, telah habis. Dan yang tersisapun jadi rebutan para pembeli.

Berbaur dengan pembeli yang lain, kami mengambil beberapa item produk yang tersisa ke dalam keranjang. Pia rasa keju satu-satunya yang tersisa. Sedangkan rasa coklat dan original sudah ludes.

Selain pia, beberapa produk oleh-oleh lainnya juga ada di sini. Jadi yang gak kebagian pia, bisa membeli aneka produk lainnya.

**
     
**
     

*************************

Akhirnya, usai sudah jalan-jalan kami menikmati kemeriahan malam di kota Malang. Alhamdulillah, perut kami telah terisi dan beberapa bungkus oleh-oleh telah kami dapati. Menyusuri jalanan kota yang tengah disirami gerimis membawa kami kembali ke penginapan. Waktu berlalu, hingga kemudian kami terlelap di pembaringan. Berharap semua lelah perjalanan sepanjang hari itu terurai dengan istirahat nan cukup.

====================================================
photo by : deddy
====================================================

bersambung …


Responses

  1. Malang yang sangat tidak sesuai namanya,,


Leave a comment

Categories