Posted by: deddyek | May 31, 2013

Wisata Malang-Batu-Bromo (Bagian-9) : Nuansa Sejuk di Coban Rondo

Coban Rondo merupakan salah satu wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan tatkala peleserin di Malang dan sekitarnya. Lokasinya berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sesuai namanya coban yang artinya air terjun, maka obyek yang ditampilkan adalah berupa air terjun.

Coban Rondo mampu menarik begitu banyak wisatawan untuk berkunjung. Hal itu tak lepas dari penataan obyek wisata yang begitu baik tanpa mengurangi nuansa alami yang juga menjadi ciri khasnya.

Siang itu, selepas menikmati makan siang di kawasan Alun-Alun Kota Batu, kami langsung menuju ke obyek wisata ini.

Jalur yang ditempuh untuk menuju daerah Pujon ini cukup berliku. Jurang dan tebing adalah pemandangan yang menghias sepanjang perjalanan. Udara sejuk dan suara binatang-binatang hutan menghadirkan suasana yang begitu alami.

Keluar dari jalan raya, kami lantas melewati jalanan yang tak begitu lebar di perkampungan warga Kec. Pujon. Beberapa mobil dan sepeda motor terlihat bergerak menuju arah yang sama dengan kami. Hingga tak lama kemudian, tibalah kami di pintu masuk obyek wisata Coban Rondo.

Di lokasi tersebut kami membeli tiket masuk terlebih dahulu. Cukup murah kok, hanya Rp. 10.000 per orangnya serta mobil Rp. 3000 saja.

Selanjutnya kendaraan yang kami tumpangi melaju menyusuri jalan yang membelah hutan di sisi kanan kirinya. Di dalam hutan wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G inilah Coban Rondo berada.

Akses jalan untuk menuju lokasi kondisinya cukup layak, semuanya sudah dilapisi aspal sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menuju area obyek wisata.

Tak lama kemudian, sampailah kami di destinasi wisata Coban Ronda.

Kami lantas segera keluar dari kendaraan untuk menikmati segarnya udara lereng Gunung Kawi ini. Dari tempat parkiran yang cukup luas ini, kami mencoba memandang panorama sekeliling sebelum melanjutkan langkah.

Udara sejuk dan basah menyambut kami. Kicauan burung berbaur dengan suara-suara bintang hutan bersaut-sautan. Sepanjang mata memandang, hijaunya rerimbunan dari pohon-pohon hutan seakan mengelilingi.

Sebagaimana lazimnya tempat wisata yang lain, deretan pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman serta souvenir hadir pula di sana. Kehadirannya tentu saja memudahkan bagi para pengunjung untuk membeli sesuatu yang diperlukannya.

**
     

Menuju ke lokasi air terjun adalah yang kami lakukan berikutnya. Kami berjalan mengikuti petunjuk arah yang ada. Cukup mudah untuk menuju ke spot wisata tersebut. Hal itu karena telah disediakannya akses jalan yang jelas dan tentu saja nyaman bagi para pengunjung.

**
     

Deretan pepohonan dan tanaman hutan menjadi pemandangan yang dijumpai selama berjalan kaki. Meski tak seramai biasanya, begitu menurut orang-orang, lalu lalang pengunjung baik yang hendak masuk atau keluar atau yang berphoto-photo terlihat di sana.

Kami terus melangkah menyusuri jalan sambil menikmati indahnya alam sekitar. Benar-benar suasana alami yang kami dapati. Nuansa hijau nan asri terasa hadir meneduhkan hati.

**
     

Udara sejuk seakan turun dari gunung untuk menaburkan aroma khas dedaunan dan pepohonan hutan. Semua itu laksana aroma therapy nan alami yang sanggup untuk meluluhkan ketegangan saraf-saraf yang terkontaminasi tuntutan hidup dan polutifnya ibu kota. Alhamdulillah.

Kian dekat langkah kami ke tujuan. Suara gemuruh serta gemericik air kian jelas terdengar. Dan tak berapa lama kemudian, tampaklah di depan mata salah satu tanda-tanda kebesaran-Nya. Sebuah air terjun nan indah terlihat di sana.

Dengan ketinggiannya yang mencapi 84 meter, membuat air yang berasal dari sumbernya di Cemoro Dudo begitu deras mengalir hingga menghujam telaga yang ada di bawahnya.

Percikan air begitu terasa sampai jarak yang cukup jauh hingga wajah, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya dari para pengunjung basah karenanya. Dan itulah yang memang dinanti oleh para pengunjung yaitu merasakan kesejukan dan dinginnya air yang terpercik.

Siang itu, kami benar-benar menikmati indahnya maha karya Sang Maha Pencipta. Hanya ucapan Mahasuci Alloh yang telah menciptakan alam semesta yang bisa menggambarkan itu semua.

Puas kami berada di sana hingga tak terasa waktupun berlalu. Sementara jumlah pengunjung kian waktu kian bertambah.

Sambil melalui jalur yang sama kami kembali menuju tempat parkir dari obyek wisata. Suara derasnya air yang tertumpah dari ketinggian terus terdengar sepanjang langkah. Pandangan kami mencoba melihat-lihat area sekitar jalan untuk mencari keberadaan binatang yang menjadi ikon tempat ini. Entah ke mana kera-kera yang biasanya ada seolah hilang ditelan bumi.

Sebelum pulang, kami sempatkan sejenak untuk bersantai di salah satu warung yang ada di salah satu sisi area parkir. Segelas kopi susu hangat dan jagung bakar pedas manis sepertinya cukup nikmat untuk dicoba.

**
     

Perlahan demi perlahan suhu udara beranjak dingin. Kabut tipispun mulai turun ke segenap penjuru. Dan bersamaan dengan itu, kami tinggalkan obyek wisata Coban Rondo untuk meneruskan perjalanan menuju ke kota Malang.

====================================================
photo by : deddy
====================================================

bersambung …


Responses

  1. […] Jalan-jalan kami di Coban Ronda ini, dapat dibaca lebih lengkap pada tautan ini. […]

  2. Subhanallah,,pemandangan yang sangat menyamankan hati, semoga kita bisa menjaga karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada umat manusia

  3. Tidak ada yang pada mandi di bawah air terjunnya ya?

  4. keren sekali tempatnya

  5. Mudah2an wisata coba rondo tidak tercemar karena banyaknya wasatawan yang datang


Leave a comment

Categories