Posted by: deddyek | March 2, 2010

5 Days Trip : Jakarta – S’pore – Port Moresby …. 1st Day

Sambil menyeruput secangkir kopi susu hangat dengan hamparan deretan pesawat terbang yang sedang boarding, diriku masih membolak-balik lembaran itenerary perjalanan 5 hari ke tempat yang sedikit membuatku berprasangka negatif tentangnya.

Masih jam 3.30 dan waktu asharpun belum tiba. Teringat diriku pada lembar-lembar halaman di internet tentang kondisi wilayah tersebut. Begitu banyak berita negatif yang tersaji tentang kerawanan dan kondisi keamanan yang cukup buruk. Meskipun itu mungkin hanya propaganda yang ditulis oleh media-media bisnis barat, namun tetap saja masih terbersit kekhawatiran untuk menuju ke sana.

Port Moresby. Begitulah nama tempat tersebut. Ibukota sebuah negara yang dapat dikategorikan negara miskin di timur perbatasan Indonesia. Suatu tugas yang diamanatkan oleh pimpinan perusahaan tempat di mana aku bekerja adalah untuk survey ke sana. Meski berbagai persiapan sudah dilakukan dan berbagai informasi perjalan sudah dikumpulkan, perasaan khawatir itu masih belum hilang. Mungkin karena bukan seorang petualang dan backpacker diriku ini .. 🙂 ..

Waktu ashar telah tiba. Dan akupun telah menunaikan kewajiban untuk sholat ashar sembari memanjatkan doa agar perjalanan ini dimudahkan dan kembali dengan selamat. Bersama dengan seorang rekan, kami bergantian untuk sholat ashar dan menjaga tas di ruang tunggu keberangkatan.

Tepat pukul 17.00, pesawat Garuda Airliness yang kami naiki boarding. Bismillah.. kami melangkahkan kaki memasuki pesawat tersebut. Rute perjalanan kami kali ini menuju Port Moresby dengan transit dan ganti pesawat terlebih dulu di Changi Airport – Singapura.

Tak berapa lama kemudian pesawatpun take-off. Sekitar satu setengah jam kemudian sampailah kami di Changi Airport. Suatu bandara transit yang mungkin tersibuk di dunia.

Kami masih memiliki waktu kurang lebih tiga jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Port Moresby. Target kami pertama kali adalah check-in dulu untuk penerbangan Air Niugini di counter yang telah disediakan.

Selepas itu, kami kemudian mencari mushola. Kami sudah search sebelumnya di internet, bahwa di Changi Airport terdapat tempat ibadah yang dapat digunakan oleh berbagai agama. Namanya Multi Religion Praying Room.

Kami pikir tak apalah seperti itu. Yang utama kami punya tempat untuk menunaikan sholat. Dengan mengikuti petunjuk yang ada di Terminal-1, sampailah kami di ruang ibadah tersebut.

Ruangan yang cukup nyaman untuk beribadah dengan dilengkapi sarana wudlu yang bersih, ruangan yang ber-ac dan tentunya bersih pula. Meski tidak dikhususkan untuk umat muslim, namun hari itu hanya kamilah dan satu orang karyawan bandara yang melakukan ibadah sholat. Karena perjalanan kami berikutnya cukup lama (kurang lebih 6 jam), kami melakukan sholat jama maghrib dan isya di tempat tersebut.

Waktu masih pukul 21.30 waktu setempat. Sambil menunggu waktu boarding, kamipun jalan-jalan menikmati Terminal 1 dan 2 Airport Changi.

Dalam perjalanan kami sempatkan untuk singgah di fasilitas internet gratis sekedar untuk mengecek email sore ini dan cek facebook :)… hehehe..

Untuk fasilitas smooking area, ternyata ada di lantai-2 di sisi luar. Cukup jauh memang untuk dijangkau. Seorang rekan yang smooker menuju ke sana untuk menghisab beberapa batang rokoknya sambil melepas kejenuhan menunggu waktu keberangkatan yang masih cukup lama.

Sementara diriku duduk-duduk di depan televisi yang menyajikan film kartun lucu di lokasi family zone yang berada di depan King Burger.

Sampai perutpun memanggil untuk diisi, kamipun akhirnya mencari foodcout yang ada di lantai-2. Banyak counter makanan di sana. Kami menuju ke counter Makanan Indonesia dan menikmati menu nasi goreng yang sebelum disajikan dihangatkan dulu dengan oven. Kopi susu hangat kembali menjadi pilihanku malam itu. Tentu saja plus air mineral botolan.

Menit demi menit berlalu bersama mata yang mulai terserang kantuk. Untuk selanjutnya kami putuskan untuk pergi ke gate keberangkatan Air Niugini. Untuk menuju ke sana ternyata cukup jauh. Dengan menaiki eskalator, kamipun sedikit terbantu untuk lebih cepat dan gak nguras tenaga untuk sampai ke sana.

Sampai di gate, pintunya belum dibuka. Di luar terlihat awak pesawat (para pramugari) berjejer menanti juga.

Sambil menunggu gate dibuka, kamipun duduk-duduk sambil menyelonjorkan kaki di lantai. Uuuggg.. enak sekali rasanya kaki diregangkan.

Sejenak mata tertuju pada sosok beberapa wajah yang datang dan duduk di sekitar kami. Setelah saling sapa, tahulah kami kalo ternyata mereka adalah warga Indonesia juga. Mereka dari Makasar dan akan berangkat ke Port Moresby untuk bekerja di sebuah armada pelayaran di sana. Hmm… hebat nih pikirku. Sebagai penduduk dari kota yang terkenal akan penjelajahan samuderanya, mereka benar-benar menunjukkan jadi dirinya.. sebagai pelayar/pelaut… hebat…

Akhirnya gate-pun terbuka. Dan setelah melalui pengecekan x-ray dan kelengkapan dokumen, kamipun masuk ke ruang tunggu keberangkatan.

Dari balik dinding kaca, kami dapat melihat pesawat Air Niugini yang akan menerbangkan kami ke Port Moresby.

22 Feb 2010 sekitar pukul 11.30 malam, kamipun memasuki pesawat untuk penerbangan menuju Port Moresby. Sesampai di dalam, mata kamipun langsung tertuju pada interior pesawat. Sungguh jauh berbeda dengan pesawat Garuda Airliness yang kami naiki sebelumnya. Kondisi jok kursi yang sederhana dan kurangnya sarana entertainment di setiap seat, membuat kami hanya tersenyum.

… Dan peswat pun take-off ……..untuk 6 jam perjalanan ….

Kamipun lelah dan langsung lelap dalam tidur hingga tersadar oleh suara pramugari yang menyajikan menu malam itu …

“pork or fish …? ”

“hmmm… mineral water only, miss ..” jawabku.

====================================================
photo by : deddy
====================================================


Responses

  1. Malam, saya baca perjalanan ke portmoresby cukup menarik, namun ada beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan, apakah saya bisa mendapatkan informasi tentang portmoresby papua nugini ?
    beberapa pertanyaan :
    1. bagaimana cara berangkat ke papua nugini portmoresby selain dari singapore ? apakah bisa melalui kuala lumpur malaysia ?
    2. apakah ada pesawat dari indonesia yang langsung terbang menuju portmoresby ?
    3. bagaimana dengan keamanan negara nya ? apakah tidak ada kerusuhan ?
    4. bagaimanan dengan hawa disana ? panas atau dingin ?
    5. berapa biaya total kira2 yang dibutuhkan mulai berangkat, tempat tinggal di hotel, dan makanan ?
    6. bagaimanakah situasi kota nya, apakah ramai seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya ?
    7. apakah bisa juga di informasikan hotel yang murah tapi bersih dan layak ?
    8. bagaimana sikap orang2 disana, apakah ramah ?
    tolong di bantu email balasan nya dan kalau ada no telp yang bisa dihubungi, atas perhatian nya saya ucapkan terima kasih

  2. thank you

  3. Saya mungkin bisa sedikit membantu dari pertanyaan anda. Kebetulan suami saya memiliki bisnis disana jadi saya lumayan sering bolak balik ke PNG (Papua New Guinea). Kebetulan awal Mei besok saya akan kembali kesana lagi.

    1. Sangat tidak saya sarankan via KL…ongkos tiket yang lebih besar jadi alasan utama. Tiket Jakarta ke Singapura cukup mudah sekali didapat, tinggal disesuaikan saja dengan budget Bapak. Jika Bapak membawa bagasi tidak lebih dari 30kg, saya sarankan memilih Garuda Indonesia. Karena pada saat check in anda dapat request untuk connecting bagasi anda ke Pesawat PX (Air Niugini, asalkan anda sudah memiliki tiket Px). Fasilitas connecting bagasi dimiliki oleh Garuda serta SQ (yang biasa saya pakai). Buat saya yang suka membawa banyak bawaan cukup terbantu, karena saya tidak perlu membuang waktu untuk turun dan keluar hanya untuk mengambil bagasi, lalu kemudian kembali check in (kalau counternya sudah dibuka, kurleb 2-3 jam sebelum jam keberangkatan) belum lagi harus kena bagasi excess pula. Karena jatah bagasi PX hanya 20kg.

    Jika anda sudah meng”connect” bagasi, begitu anda tiba di changi, anda bisa menuju ke Transfer C atau D (mana yang terdekat) untuk check in ke pesawat PX. Setelah itu waktunya untuk menikmati fasilitas bandara yang megah tersebut.

    2. Beberapa tahun lalu Garuda pernah membuka rute Jkt-POM, namun tidak lama menutup rute tersebut. Di PNG sendiri rumor pemerintah PNG yang akan berencana membuka rute POM-JKT sudah berhembus lama, namun sampai sekarang belum terlaksana. Justru rute KUL yang dibuka. Saya tidaklah heran, karena banyak sekali pengusaha KUL yang berinvestasi di PNG.

    3. Untuk keamanan memang belum seaman di Jkt, namun kita bisa meminimalkan resiko tersebut. Jangan memakai perhiasan yang mencolok. Dompet diisi seperlunya, jangan membawa kartu-kartu penting serta kartu kredit di dompet, seperlunya saja, lebih baik ditinggal di hotel. Kebetulan saya tinggal di LAE sebuah kota sibuk ke 2 setelah POM, yang keamanannya jauh lebih buruk dibanding POM. Dan saya sudah pernah mengalami beberapa kali kejadian-kejadian yang mungkin Bapak khawatirkan, karena wanita yang selalu membawa tas besar, mengendarai mobil sendiri, itu merupakan sasaran empuk bagi mereka. Ada pendapat bagi mereka orang kulit putih memiliki uang yang banyak.

    4. Hawa disana cukup panas, karena POM merupakan kota yang berada dekat dengan daerah pantai.

    5. Soal biaya akomodasi menurut saya cukup mahal jika dibanding disini. Apalagi jika setiap makan selalu direstoran, it’s cost a lot of money…Kurs 1 Kina kurang lebih Rp 3.500. Anda bisa menyiasati dengan mencari restoran kecil disana jika anda mau berhemat. Untuk hotel biasanya saya menginap di Lamana Hotel, ratenya sekitar 700 Kina per malam. Airways Hotel juga dapat dijadikan pilihan.

    6. Situasi kotanya tidak terlalu ramai seperti Jkt. Tidak macet, keramaian hanya dititik tertentu seperti traditional market, supermarket, bank dan tempat-tempat umum. Tidak ada mall disana, hanya sejenis hypermarket ato supermarket 😛

    7. Hotel bisa coba di browse untuk mencari yang murah.

    8. Penduduk disana jauh lebih ramah dibanding penduduk Indonesia yang jutek. Disana ada kebiasaan saling menyapa seperti Morning, Afternoon, Hello ketika bertemu atau berpapasan dengan orang. Ketika kita berjalan dengan kendaraan pun ketika mereka melihat orang kulit putih akan melambaikan tangan kearah kita. Balas saja lambaian tangan mereka atau sapaan, itu akan membuat mereka senang dan merasa dihargai.

  4. Pengalaman menarik, kalo berkenan..saya ada beberapa pertanyaan tentang PNG karena saya dan keluarga akan berangkat kesana krn mendapatkan kontrak kerja di Lae, PNG.

    1. Untuk biaya tiket dari jakarta sampai ke lae berapa yah ?
    2. Rata2 Living cost per bulan ?
    3. Rata2 penghasilan disana berapa ?
    4. Untuk mendapatkan visa tinggal, biasanya berapa lama yah ? (untuk no 4 ini, krn sy akan mengurus sendiri utk mama saya, krn untuk istri dan anak sdh dicover oleh perusahaan)

    Mohon informasinya.

    Thx a lot

    • 1. Untuk tiket rutenya : Jakarta – Singapore, Singapore – Port Moresby dan Port Moresby – Lae. Untuk Jakarta – Singapore banyak pilihan. Tapi kalo pakai GA sekitar 150 s/d 250 USD per orang.
      Singapore – Port Moresby dengan Air Nugini USD 1600-1800 (p.p.)
      Kalo dari Port Moresby ke Lae, belum tahu.

      2. Living Cost sepertinya cukup mahal di sana. Sebagai contoh untuk satu porsi Big Roaster semacam KFC sekitar USD 10 per orang.

      3. Kalo orang lokal PNG gajinya kecil. UMRnya sekitar 250 USD per bulan.

      4. Kalo visa tinggal kurang tahu ya mas. Tapi terakhir waktu urus working visa itu perlu sekitar satu bulan.

  5. Salam

    Saya mohon info dong , saat ini saya mendapatkan tawaran bekerja di perusahan pelayaran Bismark Maritime yang berada di Port Moresby , untuk biaya perjalanan dan akomodasi akan di tanggung oleh pihak sana , namun yang jadi tanda tanya saya bagaimana pola kehidupan masyarakat di port moresby pada umumnya serta suasana kerja di kantoran sana , serta bahasa komunikasi di Port moresby .

    • Selamat mas dapat kerja di sana .. 🙂
      by the way, saya akan coba infokan yang saya tahu ya ..
      Pola kehidupan masyarakat di Port Moresby jauh beda dengan di Jakarta atau Indonesia bahkan Papua Barat atau Irjabar sekalipun. Angkat pengangguran yang sangat tinggi, membuat begitu banyak orang berusia muda lalu lalang dan bergerombol di pinggir jalan untuk mencari kerja. Sehingga hal tsb mengakibatkan rawan kriminalitas terutama terhadap orang asing. So, tetep selalu waspada mas.

      Untuk lingkungan kerja tergantung owner perusahaannya. Kalo ownernya, Australia agak nyantai tapi serius. Tapi kalo ownernya Japan atau Malaysia, biasanya lebih serius mas.

      Bahasa di sana adalah bahasa Inggris. Orang lokal biasa gunakan bahasa Pidgin. Bahasa prokem campuran Inggris dan bahasa-bahasa lainnya.

      OK mas. kiranya itu yang bisa saya infokan. Semoga bermanfaat.

  6. Bagaimana cara menelpon dari no hp indonesia ke Port Moersby? Kodenya bagaimana?

  7. Wow keren. Terima kasih atas kisahnya.


Leave a comment

Categories