Posted by: deddyek | May 30, 2010

Masjid Merah Panjunan di Cirebon

Masjid itu sudah berumur ratusan tahun. Dengan eksterior yang khas berwarna merah dan bahan bangunan bata merah yang masih asli atau belum dirombak sejak pembangunannya di masa lalu, dijadikanlah oleh pemerintah kota Cirebon sebagai salah satu cagar budaya yang dilindungi.

Gapura yang bernuansakan budaya Hindu, mungkin dimaksudkan oleh pendirinya dulu sebagai akulturasi budaya masyarakat Hindu di Cirebon dahulu kala dengan kehadiran agama Islam di kota ini.

Masjid Merah Panjunan. Begitulah namanya.

Menurut informasi yang ada, masjid ini dibangun +/- tahun 1480 M. Berarti sudah +/- 530 tahun masjid itu berdiri. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh salah satu murid Sunan Gunung Jati yang bernama Pangeran Panjunan. Pangeran Panjunan sendiri bernama asli Maulana/Syarif Abdul Rahman. Beliau salah seorang putra Sultan Baghdad.

Masjid ini ukurannya tidak begitu besar. Lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang diberi nama Panjunan. Dinamakan daerah Panjunan, mungkin sebagai penghormatan atas Pangeran Panjunan yang mendirikan masjid tersebut dan meninggal serta dimakamkan di salah bagian dari halaman masjid tersebut.

Semua dinding yang ada di masjid ini terbuat dari bata merah. Kayu-kayu yang ada baik sebagai pilar maupun rangka atap, menurut warga setempat masihlah asli dari jaman dulu. Beberapa keramik yang berasal dari Cina tertata dengan rapi menempel pada dinding-dinding masjid tersebut.

Sabtu 29 Mei 2010, diriku berkesempatan untuk singgah dan sholat dhuha di masjid ini. Untuk mencapai masjid ini dari Stasiun Besar Cirebon, sebenarnya bisa dilakukan dengan angkutan umum kemudian dilanjut dengan becak. Karena diriku tidak tahu lokasinya secara pasti dan tanya-tanya pak sopir angkot, merekapun ragu, akhirnya diriku memanfaatkan jasa tukang ojek untuk menuju ke lokasi tersebut.

Tidak ada tiket masuk atau prosedur tertentu untuk datang ke masjid ini. Beberapa warga yang menjadi merawat masjid ini akan menyambut ramah kedatangan siapa saja yang berkunjung. Hanya cukup dengan memberikan infaq seikhlasnya saja untuk sekedar sedikit membantu perawatan masjid.

Ohya.. menurut warga di sana, masjid ini tidak dipergunakan untuk sholat jumat berjamaah. Mungkin karena luasannya yang kecil atau karena sesuatu hal. Masjid ini biasanya ramai pada waktu sholat fardlu dan sholat tarawih saja.

Berikut photo-photo beberapa bagian dari masjid ini.

============================================
TAMPILAN EKSTERIOR
============================================

============================================
TAMPILAN INTERIOR
============================================

============================================
photo by : deddy
============================================


Responses

  1. Bagus banget masjidnya ya


Leave a comment

Categories